Sabtu, 15 September 2012

Kuliner Selama Haji

Masalah makan adalah masalah ringan dan terlihat sepele. Tapi, kalau tidak diantisipasi--atau diniati dengan baik--bisa mengganggu kekhusyukan ibadah haji.
Untuk Anda --wahai calon Haji yang dimuliakan Allah-- yang suka kuliner alias jajan makanan, akan ada banyak variasi makanan di Tanah Suci. Makanan Timur Tengah didominasi oleh rempah-rempah dan santan. Tastenya cenderung ke Asia Selatan (India, Bangladesh, Sri Lanka, dsb). Jadi, yg suka jajan, pastikan kadar kolesterol Anda baik saja untuk diajak bertualang makanan. Harga rata-rata makanan di Makkah dan Madinah dimulai dari SR 4. Kabbab Dujjaj (Kebab Ayam), di Foodmart dekat Masjid Nabawi (duh kangen banget pengen ke sana lagi) harganya (kalau belum berubah) SR 4. Nasi Goreng Si Doel--letaknya di Foodmart juga--SR 6. Ada gorengan tempe, tahu, sayur kangkung, soto, bakso, dsb.
Pramusaji di toko2 makanan--selama musim haji--biasanya orang-orang Indonesia atau orang-orang yang bisa lebih dari dua bahasa. Minimal bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab.
Jajan di Makkah, di penjual-penjual TKI, pilih2lah sebelum membeli. Ada banyak makanan yang dibiarkan terbuka padahal posisi jualan di pinggir jalan. Debu dan polusi--entah apa lagi-- menjadi 'vitamin di makanan tersebut. Murah, memang, tapi setimpalkah dengan kesehatan Anda? Ingat, Anda sedang berada di Tanah Suci, sebelas jam terbang jauhnya dari Tanah Air. Jaga kondisi kesehatan, lebih utama untuk Anda.
Di Makkah dan Madinah, yang paling dekat citarasa kulinernya adalah Turki. Ada ayam bakar (SR 10--setengah ayam besarnya) dan sabre (ayam utuh tanpa jeroan, agak tawar, dipanggang) harganya SR 15. Satu sabre cukup untuk 6-10 perut orang Indonesia. normal. untuk ayam bakar Turki (yg SR 10 tadi) cukup untuk 3-5 orang Indonesia. Rasa ayam bakar Turki lebih lezat dari sabre, karena lebih kerasa bumbunya.
Kalau mau makan ala Mc.Donald, ada juga. Namanya Chicken Brost. Harganya SR 12 dapet tiga potong. Lumayan besar. Cukup untuk berenam. Biasanya ditambah roti tepung dan kentang goreng.

Gambar di atas adalah contoh Sabre.

Nah, untuk yang selera makannya 'selektif' alias susah-susah gampang. Ada baiknya membawa terasi, sambel pecel, dan beras dari Indonesia. Dan bumbu dapur yang Indonesia banget. Di Makkah dan Madinah memang ada, tapi waktu dan kesempatan seringkali tidak memungkinkan Anda untuk menjelajah seluruh market untuk mencari apa yang Anda rasa 'Indonesia banget'. Di Tanah Suci tidak ada lombok riwit, adanya lombok hijau besar dan pedas. Kalau bikin sambel, enaknya pakai terasi (atau tergantung selera juga sih). Dan di Tanah Suci tidak ada terasi.
Selain didominasi rempah-rempah, beras di Tanah Suci adalah beras basmati atau Ruzz basmati. Biasanya diimpor dari Asia Selatan (yang paling dekat dengan Asia Barat). Rasa nasi basmati tawar-tawar saja, bahkan cenderung apek karena sering disimpan dalam karung goni. Nasi basmati paling enak dibikin nasi briyani. Ladziiiiiiiidz jiddan (uenak banget maknyuss pokok e). Untuk masakan Indonesia, nasi briyani cocok dijadikan nasi goreng :D

Contoh nasi putih plus lauknya daging sapi (atau unta, ya? Mirip unta, sih, seratnya panjang-panjang)

Selain membawa bahan pokok dari Indonesia dapat mengurangi rasa kangen masakan Indonesia, juga dapat menghemat uang jajan Anda selama di Tanah Suci. Belum lagi kalau Anda sudah melihat berbagai pernik yang ditawarkan pedagang dan antrean oleh-oleh dalam benak Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar