Sabtu, 25 Agustus 2012

Stepping my foots on Your earth

Pagi ini aku sedang berusaha mengeja keindahaan-Mu, ya Allah
berusaha mengabjad betapa alamMu begitu cantik,
tapi, tetap tak tereja tak terabjad
betapa tanda kehdairanMu di alam ini begitu nyata

Pagi ini aku sedang menghitung cintamu, Nabi
cinta kepada umat yang kaurindukan sebelum kau menghadapNya
tapi, cintamu tetap tak terhitung
pengorbananmu memperjuangkan agamaNya di muka bumi,
buatku malu kalau aku tidak segera mengerjakan shalat

Maka, yaa Allah, cukupilah hatiku dengan cintaku kepadaMu
cukupkanlah aku bahwa Engkau Tuhanku, Muhammad Nabiku, dan aku adalah hambaMu
Aku mohon cintaMu,
dan cinta semua hamba dan makhluk yang mencintaiMu
dan cinta kepada amalan-amalan yang mendekatkanku pada cintaMu.

Amin.

Rabu, 22 Agustus 2012

Cerita Lebaran 2#: Teman Sejati

Malam2, lepas isya', datanglah panggilan dari bawah...ibu memanggil (aku tidur di lantai atas, memang perlu dipanggil biar turun ke bawah). Ada tamu. Namanya bu Sulis dan dua anaknya, Danar dan mas Yudha.
Bu Sulis dulu pernah tinggal di rumah sebelah rumah kami. Rumah masa kecilku. kami bertetangga baik dan anak2 bu Sulis dekat dengan kedua orangtua kami. Karena bapak bercanda, rumah masa kecilku itu dibeli bu Sulis untuk anak pertamanya, namanya mbak Ratih.Ya..itu masa silam.sudahlah.
Malam itu bu Sulis datang seperti biasa, salam2an dan speaking2 seperti biasa.
Satu2 dari kakak dan adikku dibahas. Tibalah giliranku. Mendengarku tinggal di Lembang, Bandung, bu Sulis nampak cerah. Beliau teringat pernah tinggal di Bandung 4 tahun (dan beliau sempat berbicara dalam bahasa Sunda yang maksudnya kurang lebih: jauh dari orangtua memang pengorbanan--meureun :D )

maka sampailah pada ular-ulran dari bu Sulis untukku:
"Jauh dari orangtua, satu-satunya teman adalah Allah Swt. MAnusia bisa mengecewakan kita, tapi Allah Swt tidak akan pernah mengecewakan kita. BAca Al-Qur'an dan artinya, minimal satu ayat. Itu bisa jadi obat dan membuat hati jadi tenang."

iya, memang itu bener banget.

"yang ngobatin bu Sulis stelah bapak ga ada--suaminya, red--adalah al-Qur'an.Alhamdulilah,sekarang lebih semeleh."


Cerita Lebaran 1# : Ikhlas, Sabar, Syukur, Berkurban

NAmanya pak Sigit, suaminya bu Yuli. Tetangga sejak aku masih anak-anak. HAri pertama lebaran, mereka selalu mampir ke ruamh. Kebetulan memang bapakku adalah orang tertua di jalan Harjuna. KAli ini, mereka datang dengan personel lengkap: sepasang suami istri dan tiga orang anak.
PAk Sigit kerja di perusahaan tambang di Jakarta. bu Yuli lulusan S2 psikologi dan memilih jadi ibu rumah tangga. Anak pertama, Zahra, mahasiswi Arsitektur Undip. Anak kedua, Bintang, masih SMA, yang ketiga, Caesar, masih anabil :D . Setelah salam2 seperti biasanya, bu Yuli ngobrol dengan ibuku, menanyakan bagaimana keadaannya--karena beliau tahu, ibuku belum lama ini opname karna sakit jantung. Ibu menjawab yang--mungkin karena redaksinya--terdengar seperti keluhan. Sebagai orang yang begitu lama berkecimpung di psikologi, bu Yuli  mengiyakan dulu keluhan ibu, setelah itu memberikan masukan.
"Iya, Bu, tidak apa-apa. Semua memang perlu proses. Mengeluh dulu tidak apa-apa, setelah itu ikhlaskan. Insya Allah cepat sembuh. Yang penting dari penyembuhan adalah dari dalam diri sendiri. Kalau tubuh tertekan, merasa tidak dapat menerima penyakit, enzim penyembuh yang ada dalam diri, tidak bisa keluar dan kita tidak dapat sembuh2. Obat dokter memang membantu, tapi cuma sekian persen. Yang paling membantu adalah keyakinan diri sendiri dan ikhlas. Ikhlas memang obat segalanya, bu. Dan untuk menuju ikhlas memang tidak mudah. Sabar."
Gantian pak Sigit ngobrol denganku--karena dia tahu, aku tidak lagi di Jogja, menemani kedua orangtuaku.
"Semua itu harus diterima dulu secara ikhlas. Dapet kuliah di Sastra Arab, alhamdulillah, kerja di Bank, alhamdulillah. Disyukuri sebagai pertolongan Allah. Kalau sudah begitu, insya Allah karirnya cepet naik. Dan lagi, perbanyak shadaqah. Kita kan punya jatah dari Allah 'berdoalah, Aku akan mengabulkan permintaanmu.', nah, kita manfaatkan statement Allah itu, untuk berbuat baik sebanyak mungkin."

Iya, berbuat baik sebanyak mungkin selagi masih hidup, selagi sempat, selagi mampu.

Selasa, 14 Agustus 2012

Jogja...I can smell your sound...

Why does every one love Jogja?
Entah, karena aku lahir dan besar di kota itu. Belasan tahun berkutat di jalan-jalan itu, menjalani rutinitas itu, menyerap nilai-nilai itu, aku tidak tahu mengapa banayk orang merindukan Jogja.
Apakah aku merindukan Jogja?

Setiap kali menutup mata, di antara jeda menginput data ke Prospera, yang kulihat jalan-jalan di rumahku. warung kecil tempat aku pernah terjerembab ketika bermain in line skate, lapangan di seberangnya, warna putih merah, putih biru, putih abu-abu, motor-motor, mobil, dan kesenyapan tika hari raya tiba.

Jogja, my root, my deepest word, my snow in a strange dessert, my chocholate, my cheese, my anything to tell.

Mudiiiiik....

gini ternyata rasanya mudik.
naik Kramat djati dari Martabak San Fransisco (tempat beli tiket), nungguin bus besar itu datang...dan menunggu berbuka puasa tentu. ditemani dua teman se wisma, mba DN dan IN (kita inisialkan saja supaya privacy mereka terjaga), akhirnya bus itu datang juga dengan segala pesona bagi para mudikers.
Kami--aku dan mba IN--harusnya naik bus kode CN-31. Tapi entah kenapa, kami diminta naik juga ke bus ini. alhasil, aku yang semula mau jamak shalat isya, segera membatalkan diri, ngacir ke bus *maafkan aku ya Allah*
Naiklah kami dengan tenang sentausa. kami diminta turun di terminal--lupa aku namanya. kami harus ganti bus selanjutnya..bus kode CN-31.
Jadi, di martabak San Fransisco itu apa? pengusiran biar ga penuh ya?
Baiklah, mari kita lanjutkan. Sampai di terminal yang aku lupa apa namanya, kami turun dan menunggu bus yang seharusnya kami tumpangi dari pull. "Bener kata pak sopir taxi, kenapa juga kita berangkat dari agen?" begitu kata mba IN di sela2 aku mengantuk akibat antimo sebutir (kasian, ya? nggak di travel, nggak di pesawat, muntah melulu).
Di terminal, malam-malam, menjaga koper, tas, dan kresek, berdiri setengah pengen tidur, setengah pengen tidur sambil dengerin cerita mba IN....mungkin memang begini rasanya mudik. Sesuatu banget.

Sepuluh-sebelas jam di bus (saingan perjalanan pesawat solo-jeddah), kaki menebal, kepala lieur-lieur efek antimo yang begitu manjur, akhirnya tiba juga di Jobor, terminal kesayangan mudikers budiman. turun dari bus, disambut pak taxi. langsung dia pasang tarif Rp 40.000 jamal-wirobrajan. yang bener aja, pak?
"Mboten pak. Ngagem argo mawon."jawabku mencoba sesopan mungkin. "Enggak pak, pake argo aja."

Akhirnya, ada pak taxi yang bersedia pake argo."Tapi tambah 5000, ya, mbak."
Aku ngikut. ini bulan Ramadhan, aku ingin segera sampai rumah.

Sabtu, 11 Agustus 2012

nice to see them again

just an ordinary old man, but I miss him so much
just an ordinary housewife, but I miss her so much
just an ordinary older sister, but I miss her so much
just an ordinary younger brother, but I miss him so much
just an ordinary big family with all those problems, but I miss them so much


Jumat, 03 Agustus 2012

menggelitik saraf otak kanan

haah, udah lama ga nulis sesering dulu. sekarang yang ditulis memo rapat, permintaan kas kecil, nama di slip penerimaan uang.saraf kreatifku yang dulu melimpah, sekarang menguap entah ke mana. yang pasti menguapnya bukan ke lembang.

baiklah. harus belajar nulis lagi. mulai dari lima menit. sepuluh menit, satu jam, dua jam, seharian...hahahahaha. yang terakhir bercanda karna kerja jadi wakil manajer, lebih repot urusan dalam negeri.,.....