Why does every one love Jogja?
Entah, karena aku lahir dan besar di kota itu. Belasan tahun berkutat di jalan-jalan itu, menjalani rutinitas itu, menyerap nilai-nilai itu, aku tidak tahu mengapa banayk orang merindukan Jogja.
Apakah aku merindukan Jogja?
Setiap kali menutup mata, di antara jeda menginput data ke Prospera, yang kulihat jalan-jalan di rumahku. warung kecil tempat aku pernah terjerembab ketika bermain in line skate, lapangan di seberangnya, warna putih merah, putih biru, putih abu-abu, motor-motor, mobil, dan kesenyapan tika hari raya tiba.
Jogja, my root, my deepest word, my snow in a strange dessert, my chocholate, my cheese, my anything to tell.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar