Semalam, ia tanyakan sesuatu yang membuatku bertanya kembali.
"Kalau aku tidak lolos, kamu masih mau jadi sahabatku?"
Man, aku paham perasaan yang mengganjal sampai ia melontarkan pertanyaan seperti itu. Kujawab bahwa aku memang orang yang suka berubah-ubah, tapi aku bukan orang yang menghempaskan seseorang yang kusemangatin untuk meraih apa yang ia inginkan jika orang itu tidak bisa menggapainya. Aku tidak sekejam itu.
"Apa aku terlihat sekejam itu?" tanyaku
Akhirnya, aku menambah pertanyaan,
"Kalau begitu, apa definisi sahabat dan persahabatan menurut pendapatmu?"
Lama sekali ia tidak menjawab. Aku mulai tidak nyaman. Pertanyaan itu pasti tidak pas untuk ditnyakan di saat ia mencari jawaban mengapa ia merasa tidak baik pad aujian mambusho kali ini. Kupikir ditinggal tidur, ternyata ia membalas.
"Jangan tanya..."
Ia mengatakan bahwa apa yang selama ini ia lakukan tidak pernah pas dengan lingkungannya. Ia mencoba menjaga apa yang ia katakan, kelakuannya, bertanggung jawab terhadap banyak hal, namun oleh teman-teman sekelasnya ia dianggap egois. Oelh teman-teman Jepangnya, ia disarankan untuk mementingkan diri sendiri, senang-senang, menikmati hidup. Ia tidak menyukai orang yang rajin belajar, ia senang pada orang yang punya mimpi, bertanggung jawab pada keluarga, dan bisa diajak main lumpur...
Ya, definisi dan arti tidak akan pernah bisa memiliki satu ujung. Definisi dan arti akan terus berjalan, bergerak, berubah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar